Menciptakan sebuah rumah yang mampu memberikan kenyamanan lahir dan batin memang dambaan semua orang. Tapi terkadang, apa yang kita harapkan tidak sesua dengan apa yang menjadi kenyataan dilapangan. Begitupula dengan keberadaan sebuah rumah. Pada awalnya mungkin kita berharap desain dan konsep bangunan yang kita pilih sudah sesuai dengan segala kondisi yang berhubungan dengan rumah tersebut. Namun sayang, harapan itu pada akhirnya kadang harus dihadapkan pada satu kenyataan bahwa desain atau konsep rumah yang kita tempati tidak atau kurang mampu menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
Kondisi itu bisa saja terjadi pada saat kita sudah menempati rumah tersebut lantaran kita tidak bisa berbuat banyak terhadap desain rumah yang bersangkutan karena proses pemilikannya yang lebih karena sudah ditentukan oleh pengembangnya. Atau jika memang pemilikan rumah itu kita lakukan dari awal mulai pembangunan rumah itu sendiri. Tapi itulah faktanya, kadang kita kurang bisa mengerti dan mengantisipasi apa yang kedepan akan terjadi.
Ibarat kata, jika saat ini energi menjadi salah satu masalah yang cukup serius. Sehingga energi listrik sebagai salah satu komponen penting yang harus ada dalam setiap rumah harus berani mencari terobosan baru agar kompensasi pemakaian listrik yang ada dalam rumah kita tidak menjadi satu masalah yang serius di kemudian hari.
SOLUSI DESAIN ARSITEKTUR
Sebenarnya, solusi dari masalah pemanfaatan energi yang ada dalam rumah kita dapat diantisipasi sejak awal kita ingin menempati rumah tersebut. Kenapa, karena dengan kita mengantisipasi kemungkinan masalah yang akan terjadi dimasa mendatang, maka kita dapat merancang konsep desain bangunan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan. Contoh dari aplikasi desain yang sesuai dengan kemungkinan pemecahan masalah energi dimasa depan adalah dapat dilakukan dengan dua cara :
Solusi Green Architectur
Setelah kita mengetahui sumber masalah pertama, yang menyebabkan kemungkinan terjadinya pemborosan energi pada rumah kita adalah dengan mencoba menerapkan konsep arsitektur yang hemat energi. Nah dengan mengedepankan konsep Green Architecture, seperti yang disampaikan oleh seorang konsultan arsitek penggiat Arsitektur Hijau Nirwono Joga adalah tepat. Karena konsep Green Architecture ini adalah, sebuah konsep pembangunan arsitektur hijau yang menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.
Desain rancang bangunnya sendiri secara nyata memperhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dengan cara pengkondisian udara dan sinar matahari pada siang hari. Kenapa, karena pada dasarnya desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).
Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan.
Bahan baku alternatif yang digunakan pun beragam. Bahan bangunan juga mempengaruhi konsumsi energi di setiap bangunan. Karena pada dasarnya, pada saat bangunan didirikan konsumsi energi antara 5-13 persen. Sedangkan pada saat bangunan sudah berdiri, maka konsumsi energi yang dibutuhkan oleh bangunan itu adalah berkisar antara 87-95 persen.
Bagi anda yang saat ini ingin menciptakan sebuah hunian yang hemat energi, jangan lupa untuk selalu mengikuti Bildeco. Karena kami akan selalu memberikan artikel seputar rumah dan cara perawatan rumah yang benar.
Comments are closed.